Konperensi Asia-Afrika 1955 (KAA 1955) telah menorehkan jejak sejarah yang besar bagi Indonesia, khususnya bagi Kota Bandung. Yang ditinggalkan oleh KAA 1955 tidak hanya sebuah kebanggaan, prestasi, atau artefak-artefak berupa gedung atau tugu-tugu. Nilai-nilai perjuangan yang dibawa oleh KAA 1955 juga merupakan peninggalan berharga yang dapat disebarkan dan digali oleh masyarakat.
Nilai-nilai ini tercakup secara keseluruhan di dalam komunike akhir KAA 1955, khususnya dalam sepuluh poin dalam Dasasila Bandung. Nilai-nilai inilah yang kemudian oleh Roeslan Abdulgani[i], sebagai Spirit Bandung atau Semangat Bandung. Jika disarikan menjadi beberapa poin, Semangat Bandung terdiri atas 4 nilai: niat baik, egaliter, kerja sama, dan perdamaian.
Api Bandung adalah sebuah komunitas yang bergerak memaknai peristiwa Konperensi Asia-Afrika 1955 dan mendistribusikan Semangat Bandung ke dalam setiap aktivitas berkegiatan di masyarakat dan ruang-ruang publik. Api Bandung mencoba mendistribusikan Semangat Bandung itu dalam berbagai bentuk, produk, dan kegiatan.
[i] Beliau adalah Sekretaris Jenderal KAA 1955 dan menulis buku The Bandung Connection yang menceritakan peristiwa penyelenggaraan konferensi besar tersebut.
apibandung 